Landasan Ekonomi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada zaman modern atau globalisasi sekarang ini, yang
sebagian besar manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding
kesejahteraan rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar.
Tidak banyak orang mementingkan peningkatan spiritual. Sebagian terbesar dari
mereka ingin hidup enak dalam arti jasmaniah.
Kecenderungan tersebut sangat dipengaruhi oleh
perkembangan budaya, terutama dalam bidang teknologi, kesenian, dan pariwisata.
Berbagai produk baru yang semakin canggih ditawarkan, berbagai perlengkapan
hidup dengan model dan desain yang semakin menarik dipajang di toko-toko, dan
para pemandu wisata menarik wisatawan berkunjung ke daerah-daerah wisatanya yang
menjanjikan kekaguman. Situasi seperti ini membuat orang-orang berusaha
mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk memenuhi seleranya.
Di samping pemenuhan selera tersebut, manusia pada
umumnya tidak bisa bebas dari kebutuhan akan ekonomi. Sebab kebutuhan dasar
manusia membutuhkan ekonomi. Ini berarti orang tidak mampu pun memerlukan uang
untuk mengisi perutnya dan sekedar berteduh di waktu malam. Dengan demikian
pembahasan tentang ekonomi tidak hanya menyangkut orang orang kaya, melainkan
untuk semua orang, termasuk orang dan dunia pendidikan yang ditekuninya.
B.
Rumusan
Masalah
- Bagaimana peranan ekonomi dalam kehidupan?
- Apa saja fungsi produksi ekonomi dalam pendidikan?
- Bagaimana peran dan fungsi ekonomi pendidikan?
C.
Tujuan
Pembahasan
- Untuk mengetahui peranan ekonomi dalam kehidupan
- Untuk mengetahui fungsi produksi ekonomi dalam pendidikan
- Untuk mengetahui peran dan fungsi ekonomi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peranan Ekonomi Dalam Kehidupan
Kalau dulu ekonomi memegang peranan penting bagi kehidupan rakyat
Indonesia maka kini disamping alasan seperti itu juga jangan sampai kita kalah
bersaing dalam era globalisasi ekonomi, Akan tetapi karena kebanyakan
kebijaksanaan dan peraturan di buat maka banyak sekali timbul ketidak
harmonisan antar para pengusaha dalam menjalankan roda ekonomi yang menimbulkan
krisis ekonomi yang berkepanjangan, maka di era globalisasi sekarang ini
keterpurukan ekonomi di Indonesia akan diterapkan kebijaksanaan dan peraturan
yang baru dan memperbaiki perekonomian bangsa sehingga rakyat yang menderita
dapat dengan segera menikmati hasil perekonomian kita yang mapan di masa yang
akan datang baik perekonomian yang bersifat makro dan mikro.
a.
Dimensi
Makro
Analisis
kegiatan pendidikan dilakukan oleh berbagai ilmuwan antara lain ilmuwan ekonomi.
Dimyati menyatakan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara kegiatan
pendidikan dengan kegiatan ekonomi yang diharapkan menjadi tenaga kerja.
Terdapat dua pandangan yang satu sisi menyatakan kegiatan pendidikan merupakan
pemborosan dana masyarakat, dipihak lain menyatakan kegiatan pendidikan
merupakan pengelolaan sumber daya manusia yang berpotensi produktif untuk
masyarakat.[1]
Analisis
ilmu ekonomi menunjukkan bahwa objek ilmu ekonomi adalah tindak ekonomis.
Tindak ekonomis adalah memilih secara bijaksana sehubungan dengan keadaan alam,
modal, tenaga kerja, organisasi dan waktu yang terbatas dalam rangka memenuhi
kebutuhan manusia yang terbatas. Analisis unsur-unsur tentang tindak ekonomi
bermanfaat untuk memahami hubungan antara sistem ekonomis dan sistem
pendidikan. Perbedaannya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Perbandingan Antara Tindak Ekonomis
Dan Tindak Pendidikan[2]
KOMPONEN
|
TINDAK EKONOMIS
|
TINDAK PENDIDIKAN
|
a. Tujuan Tindakan
|
Memperoleh
keuntungan material atau saling menguntungkan
|
Menumbuhkan
kebangkitan individu sebagai pribadi yg self help.
|
b. Pelaku Tindakan
|
Orang
dewasa yang menanggung biaya hidup (sesuai aturan dalam masyarakat)
|
Orang
dewasa dan anak atau orang dewasa dan orang yg belum dewasa yg berfungsi
sebagai pendi dik atau anak didik.
|
c. Dasar Tindakan
|
Kaidah
ekonomi non susila (non etis)
|
Kesusilaan
sesuai martabat manusia
|
d. Orientasi
|
Untung
rugi ekonomis dan efisiensi
|
Terbentuknya
keutuhan martabat manusia sebagai pribadi
|
e. Waktu Kegiatan
|
Terbatas,
dalam rangka perhitungan keuntungan
ekonomis
|
Sepanjang hayat dengan perhitungan usia produktif
|
f.
Nilai-Nilai
|
Nilai
ekonomis dalam sistem ekonomi yg berlaku, umumnya dihitung dengan uang
|
Nilai
paedagogis dalam kaitan nilai sosial budaya
|
g. Hasil Tindakan
|
Barang
berupa jasa,atau uang
|
Berupa
orang terpelajar, tenaga terampil yg diharapkan menjadi tenaga kerja
|
h. Harga Satuan
|
Jumlah
penghasilan dibagi jumlah penduduk setiap tahun
|
Jumlah
biaya pendidikan dibagi lulusan setiap tahun.
|
Perkembangan perekonomian makro berpengaruh sekali dalam bidang pendidikan,
seperti sekarang ini banyak sekali orang kaya yang mau menjadi bapak angkat
bagi anak-anak yang tidak mampu untuk menempuh pendidikan kejenjang yang lebih
baik. Perkembangan lain yang sangat mengembirakan adalah terlaksananya sistem
ganda dalam dunia pendidikan, hal ini berlangsung baik di lembaga pendidikan
yaitu kerjasama sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar.
Kemajuan pembangunan perekonomian secara makro dapat juga berdampak timbulnya
sekolah-sekolah unggul yang memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap karena
di biayai dan dipunyai oleh kebanyakan orang –orang kaya Walaupun kebijakan dan
program sekolah ini tidak sama dengan yang lain, diharapkan agar tidak terdapat
pilih-kasih dalam menerima para siswa artinya calon siswa dari manapun asalnya
hendaklah dapat diberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan di sekolah
unggulan tersebutdan yang paling penting juga adalah dapat menghasilkan lulusan
yang bermutu serta tidak menyimpang dengan tujuan nasional negara kita.
Jadi inti tujuan
pendidikan adalah membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi,
cara kerja dan hasil kerja sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari
akan kehidupan yang kurang beruntung dan mampu hidupa dalam keaadaan apapun.
Sesudah membicarakan peran ekonomi secara makro
ada baiknya dibicarakan peran ekonomi secara makro.
b.
Dimensi
Mikro
Peran ekonomi secara
mikro dapat dibuktikan bahwa orang memandang kehidupan seseorang dapat
meningkat atau menurun karena terkait erat dengan perekonomian. Jarang
orang mengaitkan naik turunnya taraf
kehidupan sesorang itu dengan tingkat kedamiaan hati, kebahagiaan keluarga,
kejujuran dan kesucian hidup seseorang.[3]
Pada umumnya tingkat
perekonomian keluarga mempengaruhi perencanaan pendidikan yang dibuat orang tua
tentang arah pendidikan anaknya. Secara sadar atau tidak orang tua dalam
menerncanakan pendidikan bagi anak-anaknya menggunakan pendekatan nilai
imbalan. Pendekatan ini digunakan untuk mencari keseimbangan antara keuntungan
dan kerugian. Prinsip untung rigi dipakai oleh mereka yang rasional dalam
memutuskan bagaimana sebaiknya membelanjakan uangnya agar keinginanannya
tercapai.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa ekonomi itu memegang peranan
penting dalam kehidupan seseorang, walaupun orang tersebut menyadari bahwa
kehidupan gemerlap tidak menjamin kebahagiaan, yang penting bagi mereka
bagaimana dapat meraih tingkat perekonomian yang lebih tinggi lagi. Banyak sekali keluarga miskin yang dalam
perekonomian mereka hanya dapat untuk makan saja, dan tidak dapat membiayai
sekolah bagi anak-anaknya, kata miskin diatas diukur dari tingkat perekonomian
bukan tingkat rohani dan kualitas mental
2. Fungsi Produksi Dalam Pendidikan
Fungsi produksi adalah hubungan antara input dengan output. Suatu organisasi dikatakan produktif kalau paling tidak
memiliki keseimbangan antara output
dengan input. Fungsi produksi menjadi
tiga, yaitu fungsi produksi administrator, fungsi produksi psikologi dan fungsi
produksi ekonomi.[4]
Fungsi
ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses
pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan
keuntungan. Ekonomi pendidikan sama fungsinya dengan sumber-sumber pendidikan
yang seperti guru, kurikulum, alat peraga, dan sebagainya untuk mensukseskan
misi pendidikan, yang semuanya bermuara pada perkembangan peserta didik.
Ekonomi merupakan salah satu bagian sumber pendidikan yang membuat anak mampu
mengembangkan afeksi, kognisi dan keterampilan , Termasuk memiliki keterampilan tertentu untuk
bisa menjadi tenaga kerja yang andal atau mampu menciptakan lapangan kerja
sendiri, cinta pada pekerjaan halus maupun kasar, memiliki etos kerja, dan bisa
hidup hemat.[5]
Fungsi produksi
dalam pendidikan, adalah hubungan antara output dan input, di mana ada tiga bagian yaitu:
1. Fungsi Produksi
Administator; yang dipandang input
adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses dalam pendidikan, input pendidikan meliputi:
a) Prasarana dan
sarana belajar, termasuk ruangan kelas dapat diuangkan, artinya bahwa perhitungan luas dan kualitas bangunan
b) Perlengkapan
belajar di sekolah seperti media, alat peraga juga dihitung harganya
c) Buku-buku
pelajaran, dan bentuk material
lainnya seperti film, disket dan sebagainya.
d) Barang-barang yang
habis dipakai seperti zat kimia dilaboratorium dan sebagainya.
e) Waktu guru
bekerja, dan perangkat pegawai administrasi dalam memproses peserta didik harus
dibeli dan dibayar.
Kelima jenis
input di atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan.
Sementara itu yang dipandang sebagai output adalah berbagai bentuk
layanan dalam memproses peserta didik seperti menghitung SKS dan lamanya
peserta didik dalam belajar.[6]
2. Fungsi Produksi
Dalam Psikologi; adalah sama dengan input fungsi produksi administrator
akan tetapi outputnya berbeda. Hasil output yang ada pada fungsi ini adalah
hasil belajar siswa yang mencakup; peningkatan
kepribadian, pengarahan dan pembentukan
sikap, penguatan kemauan, penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi, penajaman
pikiran, dan peningkatan
estetika
(keindahan) serta keterampilan.
Suatu lembaga
pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi psikologi, kalau harga
inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya. Indikator harga hanya
dapat dicari dalam bentuk manfaatnya lulusan dimasyarakat serta kecocokannya
dengan norma dan kondisi masyarakat. [7]
3. Fungsi Produksi
Ekonomi; sebagai inputnya adalah semus
biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi admnistrator, semua uang yang
dikeluarkan untuk keperluan pendidikan yaitu uang saku, membeli buku dan
sebagainya selama masa belajar dan
uang yang mungkin diperoleh lewat
bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut
dipakai untuk belajar atau kuliah. Sementara yang mrenjadi outputnya adalah
tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat dan bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum
belajar atau kuliah. Dan apabila ia belum
pernah bekerja yang menjadi outputnya adalah gaji yang diterima setelah tamat
dan bekerja.
Dalam menghitung harga-harga produksi ekonomi ada berbagai kesulitan yang menghadang yaitu:
a)
Jika peserta didik tamat, belum tentu ia segera
bekerja,
b) Selama menunggu
untuk mendapatkan pekerjaannya maka ia memutuskan untuk bekerja seadanya dengan penhasilan yang tidak tetap.
c) Kalaupun lulusan membuat usaha sendiri dengan modal seadanya,
penghasilan tiap bulan tidak mungkin tertatur.
d) Kalaupun lulusan bisa bekerja dengan penghasilan
tetap tiap bulan sangat mungkin dia mencari tambahan penhasilan diluar untuk meningkatkan
nafkahnya.
e) Bila bekerja disektor swasta, pengasilannya
sulit dihitung sebab upah atau gaji
perusahaan bervariasi.
f) Kalaupun lulusan
ini bisa bekerja dengan penghasilan tiap bulan maka dia mencari tambahan diluar
untuk meningkatkan nafkahnya.
Dengan demikian fungsi produksi ekonomi akan
bisa diaplikasikan dengan baik jika ada jaminan bahwa peserta didik segera
bekerja setelah lulus sebagai Pegawai dengan gaji yang cukup sehingga tidak
mencari tambahan pekerjaan diluar. Fungsi
produksi ekonomi bertalian erat dengan
marketing didunia pendidikan. Dalam hal ini Keuntungan marketing adalah a). Meningkatnya misi pendidikan secara sukses dan
terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan program yang baik, b). Kepuasan masyarakat ditingkatkan, c). Meningkatkan daya
tarik terhadap petugas, peserta didik, dana donatur, d). Meningkatkan keefesiensi dan kegiatan pemasaran.
Akan tetapi dalam marketing juga terdapat kelemahan adalah a). Ada kecederungan lembaga pendidikan
selalu dijadikan usaha dagang
untuk mendapatkan
keuntungan, b). idealisme
pendidikan cenderung diabaikan.
Menurut Mutrofin (1996) menyatakan bahwa
negara-negara maju hubungannya antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi
sangatlah jelas, dimana sistem pendidikan diorientasikan kepada kebutuhan
ekonomi yang didasari pada teknologi tinggi, fleksibelitas dan mobilitas
angkatan kerja. Dalam masa pembangunan dinegara kita sekarang ini pengembangan
ekonomi mendapat tempat strategis, dengan munculnya Link and Match,
kebijaksanaan ini meminta dunia pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang
sesuai dengan pasaran kerja, mencakup mutu, dan jumlah serta jenisnya.[8]
3. Peran dan Fungsi Ekonomi Pendidikan
Peran
ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan tetapi bukan pemegang peranan
utama. Dunia pendidikan adalah lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu
manusia, sudah tentu pendidikan itu tidak akan membawa peserta didik kearah
hidup yang membingungkan, menyusahkan, dan sengsara walaupun bisa mencari uang
banyak. Artinya dunia pendidikan bukan dunia bisnis tempat berlatih mencari
uang, melainkan dunia pembinaan tempat peserta didik belajar agar bisa hidup
wajar dan damai. Ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju
mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi dedikasi,
keahlian dan keterampilan pengelolah dan guru-gurunya.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan ialah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan dan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masalah ekonomi pada kehidupan manusia.[9]
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan ialah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan dan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masalah ekonomi pada kehidupan manusia.[9]
Kegunaan
ekonomi dalam pendidikan terbatas pada :
1. Untuk membeli keperluan
pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau bersama siswa.
2. Membiayai segala perlengkapan
gedung.
3. Membayar jasa semua kegiatan
pendidikan.
4. Untuk mengembangkan individu
yang berprilaku ekonomi.
5. Untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan keamanan para personalia pendidikan.
6. Meninkatkan motivasi kerja.
Dana pendidikan di
Indonesia sangat terbatas, oleh karena itu ada kewajiaban lembaga pendidikan
untuk memperbanyak Sumber-sumber dana pendidikan
yang mungkin bisa diperoleh di antaranya: a). Dari pemerintah dalam
bentuk proyek pembangunan,
penelitian dan sebagainya; b). Kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah, swasta
maupun dunia usaha. Kerja samanya dalam
bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat;
c). Memebentuk pajak pendidikan. Program ini bisa dirancang bersama
antara lembaga pemerintah setempat dan masyarakat, dengan cara ini bukan saja
orang tua siswa yang membayar dana pendidikan tetapi semua masyarakat; f).
Usaha-usaha lainya. [11]
Menurut jenisnya pembiayaan
pendidikan
dibagi atas : a). Dana rutin adalah dana yang dipakai untuk membiayai
kegiatan rutin seperti gaji pendidikan pengabdian masyarakat, penelitian dan sebagainya; b). Dana pembangunan, adalah dana yang dipakai untuk
membiayai pembangunan fisik diberbagai bidang, seperti; membangun prasarana dan sarana, alat bel`jar, media, dan kurikulum baru; c). Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP yang
digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan; d). Dana usaha lembaga sendiri yang penggunaanya untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai
oleh dana rutin dan dana pembangunan.[12]
Di dalam mengelola dan merencanakan sumber dana, maka ada tiga macam perencanaan biaya pendidikan
yaitu: a). Perencanaan sacara
tradisional, yaitu merencanakan masing-masing pendidikan maka masing masing pendidikan tersebut ditentukan biayanya; b). SP4
(Sistem Perencanaan Penyusunan Program Dan Penganggaran): Pengaturan jenis-jenis kegiatan
dalam pendidikan diatur dalam system, alokasi dana disusun berdasarkan realita,
dan semua kegiatan ditujukan pada pencapaian target pendidikan; c). ZBB (Zero Base Budgeting), hanya diatur untuk satu
tahun anggaran[13]
Dengan demikian dana
pendidikan perlu dikelola secara profesional dengan SP4 dan
dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pembelian yang sah.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam dunia
pendidikan faktor ekonomi bukan
sebagai pemegang peran yang utama, melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan sebab
dengan ekonomi yang memadai dapat memenuhi semua fasilitas dan aktivitas dunia
pendidikan. Faktor yang paling menentukan kehidupan dan kemajuan
pendidikan adalah dedikasi,
keahlian, keterampilan pengelola dan guru serta dosen dalam setiap
lembaga pendidikan
2. Fungsi produksi adalah hubungan antara input
dengan output. Suatu organisasi
dikatakan produktif kalau paling tidak memiliki keseimbangan antara output dengan input. Fungsi produksi menjadi tiga, yaitu fungsi produksi
administrator, fungsi produksi psikologi dan fungsi produksi ekonomi
3. Peran ekonomi dalam dunia
pendidikan cukup menentukan tetapi bukan pemegang peranan utama. Dunia
pendidikan adalah lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu manusia,
sudah tentu pendidikan itu tidak akan membawa peserta didik kearah hidup yang
membingungkan, menyusahkan, dan sengsara walaupun bisa mencari uang banyak.
Artinya dunia pendidikan bukan dunia bisnis tempat berlatih mencari uang,
melinkan dunia pembinaan tempat peserta didik belajar agar bisa hidup wajar dan
damai. Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan ialah untuk menunjang kelancaran
proses pendidikan dan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masalah
ekonomi pada kehidupan manusia
B. Saran
Sebaiknyanya kita
tidak melupakan peran penting ekonomi dalam pendidikan sehingga dengan itu,
tujuan pendidikan bisa terwujud dengan baik
DAFTAR
PUSTAKA
Balitbang Depdiknas: http://ww.depdiknas.go.id
Biro Pusat
Statistik: http://www.
bps.go.id
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan (Stimulus
Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan (Stimulus
Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia). Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan (Stimulus
Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007
Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Landasan
Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila). Semarang: CV. IKIP
Semarang Press.
http://dwijakarya.blogspot.com/2009/01/01/landasan-ekonomi-dalam-pendidikan.html/accesed 03/10/2009.
[1] Satmoko, Retno Sriningsih. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila).
Semarang: CV. IKIP Semarang Press. 1999, hal 106
[2]ktp09001.files.wordpress.com/.../presentasi-tugas-makalah-landasan-...(online),
02 Pebruari 2012, 09.00
[3] Satmoko,
Retno Sriningsih. Landasan Kependidikan
(Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila). Semarang: CV. IKIP Semarang
Press. 1999, hal 109
[4] Pidarta,
Made. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2000, hal 35
[5] Pidarta, Made. Landasan
Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia). Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1997, hal 246
[6]
Made, Pidarta, Landasan Kependidikan
Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, Rineka Cipta : Jakarta. 2007,
hal 235
[7] Ibid, 236
[8] Ibid, 254
[9] Ibid, hal 243
[10] Ibid, hal 247
[11] ktp09001.files.wordpress.com/.../presentasi-tugas-makalah-landasan-...(online),
02 Pebruari 2012, 09.00
[12] Ibid
[13] Ibid
Komentar
Posting Komentar