Teknik-teknik supervisi pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila kita
berbicara mengenai pendidikan maka tak akan ada hentinya karena Pendidikan itu adalah
sesuatu yang urgen dan tak mengenal usia, apalagi dimasa sekarang dimana orang
berlomba-lomba mengembangkan kariernya demi kebahagiaan dimasa depan. Pendidikan
adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia yang merupakan
proses pembentukan pribadi dan karakter manusia.Pendidikan formal adalah salah
satu focus,manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai dasar-dasar
pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani
hidup,dimana dalam hal ini menjadi suatu jenjang yang memang sudah
selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia.
Setiap
pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise dan
supervisor bertanggung jawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien
dalam program tersebut. Supervisi menurut Purwanto (1987) ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif. Sedangkan Teknik supervisi
Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh
supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat
melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui
dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam
teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi
belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan
cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui
media komunikasi[1]
Dalam usaha meningkatkan program sekolah, kepala
sekolah sebagai supervisor dapat menggunakan berbagai teknik atau metode
supervisi pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan
tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang
digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada
para guru.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, semua
bangsa berlomba meningkatkan sumber daya manusia yang penuh syarat dengan
sumber daya pendidikan,berbagai usaha perbaikan dan peningkatan kualitas guru
yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
seperti diikutkanya guru untuk mengikuti penatara-penataran,workshop, diklat
dan seminar, semata-mata untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Eksistensi sebuah lembaga pendidikan terletak pada
pada kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh lembaga tersebut,karena
pada hakekatnya berdirinya sebuah lembaga pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.Salah satu
usaha untuk meningkatkan kualitas tersebut ialah melalui proses belajar
mengajar disekolah. Proses pembelajaran ini akan berjalan baik,efektif dan
efisien apabila guru sebagi fasilitator mempunyai kompetensi yang memadahi. Dalam
usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,guru merupakan komponen
sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara kontinu dan
konsisten akan tetapi tidak semua guru yang dididik dilembaga pendidikan
terlatih dengan baik.Oleh karena itu potensi sumber daya guru terus ditumbuh kembangkan agar dapat
melakukan tugasnya secara professional.
Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat
mendorong guru untuk secara kontinu belajar beradaptasi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi seerta mobilitas masyarakat,sehingga guru
sebagai science agent dapat melakukan misinya hingga dapat dapat diterima
dengan baik oleh para siswanya dan stake holders yang ada.
Ditjen Dikdasmen menegaskan bahwa supervisi
pendidikan merupakan kegiatan-kegiatan menciptakan kondisi yang layak bagi
pertumbuhan profesional guru secara terus menerus ,kegiatan supervise ini memungkinkan
guru-guru memperoleh arah diri dan belajar dalam own problem solving yang
dihadapi dalam pembelajaran dengan imajinatif,inisiatif dan kreatif .Jadi
supervisi pendidikan dan pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya memberikan
kesempatan kepada guru untuk menmgembangkan profesionalismenya,sehingga mereka
lebih mampu melaksanakan tupoksinya yaitu memperbaiki serta meningkatkan proses
dan hasil pembelajaran.
Sementara itu
dalam dunia pendidikan, banyak dijumpai
beberapa tenaga pendidik dan kependidikan bersikap acuh dalam proses pengembangan
kompetensi yang lebih dan seperti halnya tenaga pendidik juga tidak melakukan
persiapan-persiapan dalam pengelolaan kelas yang performa,dan juga kurangnya
supervisior dari yang berwenang untuk melakukan tindakan supervisi untuk
kemajuan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan ,sedangkan para guru beranggapan
bahwa materi yang diajarkan masih sama dan seputar pada masalah-masalah itu
saja yang sudah pernah dikuasai beberapa tahun yang lalu, sehingga materi yang
disampaikan sama seperti beberapa tahun yang lalu tanpa adanya
pengembangan-pengembangan, baik dalam strategi,metode dan prosesnya sehingga
masih jauh dari tujuan profesionalisme yang diharapkan.
Untuk membantu sumber daya guru dalam beradaptasi
dengan siswa dan lingkunganya,mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu
mengarahkan segala tindakan pendidikan kearah tujuan, maka para guru harus
mendapatkan supervisi dari atasanya secara teratur dan profesional.
Agar supervisi bisa terlaksana dengan baik,efektif
dan efisien maka perlu dipahami hal-hal yang berhubungan dengan teknik-teknik
supervisi pendidikan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berangkat dari latar belakang masalah-masalah
tersebut diatas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ;
1.
Bagaimana Pengertian teknik supervisi pendidikan
Islam ?
2.
Bagaimana teknik-teknik supervisi
pendidikan Islam ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas,maka
tujuan pembahasan dari makalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian tentang teknik
supervisi pendidikan Islam
2.
Untuk mengetahui teknik-teknik supervisi
pendidikan Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teknik supervisi
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia “Teknik” secara
etimologi adalah : 1. Pengetahuan dan kepandaian
membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil. 2. Cara sistematis dalam
mengerjakan sesuatu. Dalam usaha meningkatkan program sekolah, kepala
sekolah sebagai supervisor dapat menggunakan berbagai teknik atau metode
supervisi pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan
tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai.
Pertama-tama
perlu adanya kesepakatan tentang makna “teknik” yang digunakan sehubungan
dengan kegiatan supervisi. Seperti halnya kegiatan lain,teknik memiliki makna
“cara,strategi atau pendekatan”.
Menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud dengan teknik supervisi adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi[2].
Sedangkan menurut Piet A.Sahertian supervisi adalah usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya guru[3].
Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan
supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat
yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang
pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai
supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik
dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam
membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara
tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi[4].
Dalam
setiap kegiatan tentu sekurang-kurangnya
ada tiga unsur yang terkait yaitu : 1) jenis atau isi kegiatan, 2) Cara yang
digunakan, 3). Orang yang melakukan. Tentu saja masih ada hal-hal yang yang juga
dikategoruikan sebagai unsur kegiatan misalnya waktu,sarana dan prasarana.
Dalam pembicaraan tentang supervisi masih ada hal lagi yang perlu dibicarakan
juga sehubungan supervise yaitu sifat kegiatanya,perlu adanya flash back memory
bahwa supervise adalah suatu kegiatan yang berifat membina dan memberikan
bantuan,sehingga “alam “ yang tercipta didalamnya harus mendukung terjadinya
kegiatan yang betul-betul mencapai kebutuhanya.
B. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan Islam
Dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui
dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam
teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi
belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan
cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui
media komunikasi[5].Sebagai
pengantar uraian tentang teknik supervise
berikut disampaikan pendapat oleh Ngalim Purwanto[6],secara
garis besar cara atau teknik supervise dibedakan menjadi dua yaitu Teknik
perseorangan (Individual) dan Teknik kelompok
( group )
1. Teknik
Individual Supervisi
Teknik Individual Menurut Sahertian yang
dikutip oleh Sagala (2010 : 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang
digunakan supervisor kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah.Sedangkan menurut Oemar
Hamalik teknik Individual adalah teknik yang dilaksanakan oleh supervisor oleh
dirinya sendiri[7].
Maksudnya adalah bantuan yang diberikan secara sendiri oleh supervisor,baik
yang terjadi didalam kelas atau diluar kelas. Dalam hal ini teknik individual dalam
pelaksanaan supervisi dibagi menjadi beberapa macam antara lain :
a. Teknik Kunjungan kelas. (
classroom visitation)
Teknik kunjungan kelas adalah suatu
teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam sebuah kelas,baik ketika
kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong atau sedang berisi siswa tetapi
tidak ada guru yang mengajar[8]. Ini bertujuan untuk
membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor
memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan
guru mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk
mencari pemecahan atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga
kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara,
yatiu :
1). Kunjungan kelas tanpa diberitahu (unannounced visitation)
Yaitu supervisor
datang tiba-tiba kekelas tanpa adanya
pemberitahuan terlebih dahulu
Segi positifnya : Ia dapat melihat keadaansebenarnya,tanpa
dibuat-
buat. Hal ini dapat membiasakanguru
agar selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya
Segi negatifnya : Biasanya
guru menjadi gugup,karena tiba-tiba
didatangi oleh supervisor yang sudah tentu timbul prasangka bahwa
ia dinilai dan pastinya hasilnya
kurang memuaskan dan memang ada
bebrapa guru yang tidak senang dengan
adanya suddenly visiting
2). Kunjungan kelas
dengan memberitahu dahulu (announced visitation)
Yaitu supervisor telah member jadwal
supervisi terlebih dahulu sehingga
guru-guru mengetahui kapan mereka akan disupervisi
Segi positifnya : Bagi supervisor kunjungan yang direncanakan ini
sangat tepat dan ia punya konsep pengembangan yang kontinu dan
terencana.karena guru-gurupun dapat menyipkan diri sebaik-baiknya karena dia
sadar karena perkunjungan akan membantu dalam proses penilaian yang tentu saja
nilai yang perfect yang diharapkan.
Segi negatifnya : Guru dengan sengaja mempersiapkan diri
sehingga ada kemungkinan timbul hal-hal yang direkayasa serta ada kesan
berlebihan.
3). Perkunjungan atas
undangan guru (visi upon invitation)
Kunjungan ini akan seperti lebih
baik,oleh karena itu guru punya usaha dan motivasi untuk prepare
and open self agar dia dapat memperoleh feedback serta
pengalaman baru dari hal berjumpanya dengan supervisor.
Segi positifnya : Bagi supervisor, ia sendiri dapat belajar
berbagai
pengalaman dalam berdialog dengan guru sedangkan guru akan lebih
mudah memperbaiki dan meningkatkan
capabilitinya karena motivasi untuk
belajar dari pengalaman dan bimbingan dari supervisor tumbuh dari dalam dirinya
( internal motivation).
Segi negatifnya : Ada
kemungkinan timbul sikap manipulasi yaitu dengan dibuat-buat untuk menonjolkan
diri,padahal waktu-waktu biasa ia tidak seperti itu.
Mengenai fungsi supervisi kunjungan
kelas Sahertian menegaskan bahwa supervise kunjungan kelas berfungsi sebagai
alat untuk memajukan caramenghajar dan cara belajar yang baru dan juga
berfungsi untuk membantu pertumbuhan professional baik guru maupun supervisor
karena member kesempatan untuk meneliti prinsip-prinsip dan hal belajar
mengajar itu sendiri.
b. Teknik
Observasi Kelas (classroom observation)
Teknik observasi kelas adalah kunjungan
yang dilakukan oleh supervisor,baik pengawas atau kepala sekolah ke sebuah
kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang
berlangsung dikelas yang bersangkutan[9]. Seorang supervisor
mengobservasi kelas contohnya seorang pengawas menyaksikan guru yang sedang
mengajar tidak menggunakan alat dan media pengajaran, padahal materi ajar
tersebut sangat memerlukan media dan alat karena kalau tidak menggunakan alat
dan media konsep materi akan sulit diterima/ dipelajari oleh siswa.
Tujuan untuk memperoleh data tentang
segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar
bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi sedangkan
bagi murid akan dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar
mereka.
Tentang waktu supervisor mengobservasi
kelas ada yang diberitahu /langsung ( direct observation) dan ada juga
tidak diberi tahu sebelumnya (indirect observation), tetapi setelah
melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada
dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan
instrumen yang ada terhadap lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam
pelajaran.
Dalam tataran teoritik observasi kelas
sudah lama diperkenalkan dikalangan pendidikan seperti yang dikemukakan oleh
Charles W Boardman bahwa kunjungan kelas memiliki kemampuan sangat besar dan
dapat menunjang perbaikan pembelajaran secara langsung,bahkan dapat diamati
pula jika kedapatan metode serta proses pembelajaran yang kurang memadai,maka
hal ini akan diperbaiki secara langsung yang tentunya melalui prosedur
perbaikan secara professional dan proporsional.
c. Percakapan
Pribadi ( personal dialogue)
Percakapan pribadi merupakan
Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang
keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang
mengajar, dimana supervisor dapat
memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha
menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah
baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk
memperbaikinya,secara kedalam hal ini adalah
merupakan teknik yang tepat agar orang yang diwawancarai lebih mempunyai
self confident.
Jenis-jenis percakapan pribadi melalui
perkunjungan kelas menurut George Kyte :[10]
1.
Percakapan pribadi setelah
kunjungan kelas. Setelah supervisor
mengadakan kunjungan kelas dimana supervisor telah mencatat segenap activitas
yang dilaksanakan oleh guru dalam mengajar. Kemudian atas kemufakatan bersama
akan mengadakan percakapan pribadi untuk membicarakan hasil kunjunga tersebut.
2.
Percakapan pribadi melalui
percakapan sehari-gari.Supervisor mengadakan hubunhan dengan guru secara tidak
langsung menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pengajaran yang dibina oleh
guru yang bersangkutan.
Wawancara ini tujuanya adalah :
1.
Memberi kemungkinan kenaikan jabatan guru melalui problem solving yang dihadapi.
2.
Memupuk dan mengembangkan
dalam hal mengajar yang lebih baik.
3.
Memperbaiki serta mengejar
adanya kelemahan dan kekurangan.
4.
Menghilangkan dan
menghindari segala sesuatu yang bersifat negative.
d. Percakapan kelompok ( group dialogue)
Segala sesuatu biasanya ada kelebihan
dan kekurangan yang baru saja kita bicarakan,tentang percakapan pribadi memliki
banyak keuntungan karena apa yang diperoleh supervisor merupakan pendapat murni
dari pribadi yang diajak bercakap,namun dibalik itu ada beberapa guru yang
kurang percaya diri dan akan lebih baik jika dimintai pendapat dia membutuhkan
pendamping mungkin karena kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya,akan
tetapi ketika ada orang lain dia menjadi percaya diri dalam mengemukakan
pendapatnya,sebagai alas an utama bahwa pewawancara tidak terlalu ingat siapa
yang berpendapat seperti yang dia katakan.
Tekinik wawancara ini dalam bahasa
inggrisnya dikenal dengan istilah round table (meja bundar).Dikatakan demikian
karena round table menghendaki adanya
persyaratan yang harus dipenuhi,situasi dan peraturan duduk dalam diskusi
hendaknya dalam posisi lingkaran,dimana masing-masing anggota kelompok memiliki
kedudukan yang sama. Demikian juga
pewawancara hendaknya duduk berada diantara anggota kelompok.[11]
e. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik Intervisitasi adalah saling
mengunjungi antara guru yang satu dengan guru yang lain yang sedang mengajar[12]. Teknik ini dilakukan
oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru
untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya
untuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai sekolah tersebut maju.
Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah:
1.
Memberi kesempatan pada
rekan lain untuk mengamati guru yang
sedang mengajar.
2.
Membantu guru lain yang
ingin memperoleh pengalaman tentang teknik dan metode mengajar serta berguna
bagi guru yang menghendaki kesulitan
3.
Memberi motivasi yang
terarah terhadap aktivitas mengajar.
f. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk belajar.
( bacaan terarah )
Teknik pelaksanaan supervisi ini
berkaitan dengan aspek – aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan
pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian
terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi
yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti
perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu
melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini
menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai sumber materi untuk mengajar
memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan
Supervisor dalam menyeleksi buku – buku dan referensi yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar
yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
g. Menilai
diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan
masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru
dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi
kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang
tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru
hanya menilai murid-muridnya.
Ada beberapa
cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain :
1.
Membuat daftar yang
disampaikan kepada murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas,yaitu
dengan menyusun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan
nama siswa.
2.
Menganalisa tes-tes terhadap
unit kerja
3.
Mencatat aktivitas
murid-murid dalam suatu catatan baik mereka bekerja kelompok maupun
perseorangan.
h. Supervisi yang memakai para siswa
Teknik ini adalah dengan
menanyakan kepada siswa tentang belajar mengajar dan materi yang telah
diajarkan.Hal ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana hasil mengajar untuk
peningkatan kualitas dalam mengajar.Salah satu cara yang dipaki adalah tes
dadakan,maksudnya tes yang diadakan oleh supervisor terhadap siswa secara
mendadak atau tiba-tiba,tanpa memberitahu guru atau siswa. Tujuanya adalah
untuk mengetahui target kurikulum dan daya serap siswa terhadap materi yang
telah mereka pelajari sebelumnya[13].
2. Teknik
kelompok Supervisi
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru
secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu
kelompok .[14]
Sedangkan menurut Oemar Hamalik teknik kelompok adalah prosedur yang menekankan
pada kerja sama dalam kelompok dalam memecahkan suatu masalah yang dirasakan
penting[15]
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
antara lain :
a.
Pertemuan Orientasi bagi guru baru (orientation meeting for new
teacher)
Pertemuan orientasi adalah pertemuan
antara supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan
menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat.
Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal
– hal sebagai berikut :
1.
Sistem kerja yang berlaku di
sekolah itu.
Biasanya dilaksanakan melalui percakapan bersama yang dapat juga
diselingi dengan pengenalan fisik dan saling diskusi bersama yang disebut juga
dengan a round table discussion
2. Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.Biasanya
diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.sering
juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk
diskusi kelompok dan lokakarya.Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat
tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
3.
Salah satu ciri yang sangat
berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.
4. Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa
guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok
guru lain.Pertemuan orientasi in I merupakan juga jumpa untuk merencanakn
program sekilah yang berhubungan dengan pembinaan guru dalam proses belajar
mengajar[16]
b.
Rapat guru (meeting)
Rapat Guru adalah teknik supervisi
kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaran,
dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru.Tujuan teknik supervisi rapat
guru yang dikutip menurut pendapat Sagala.[17] adalah sebagai berikut :
1.
Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang
masalah – masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
2.
Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya
dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
5.
Menyampaikan
informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan- kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara
bersama dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut
pendapat.[18]
antara lain :
1.
Tujuan – tujuan yang hendak
dicapai harus jelas dan konkrit.
2.
Masalah – masalah yang akan
menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang
dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3.
Masalah pribadi yang
menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
4.
Pengalaman – pengalaman baru
yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka
pada peningkatan pembelajaran terhadap
siswa.
5.
Partisipasi guru pada
pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
6.
Persoalan kondisi setempa,
waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat
guru.
c.
Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang
studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh
supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal yang
tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini
telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik
supervisi ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas
penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
2. Memberi kemudahan bagi
guru – guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.
3. Bertukar pikiran dan
berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang – bidang studi
yang serumpun.
d.
Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau
pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari
alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok
yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri
para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan
tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor
dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami
suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari
alternatif pemecahan masalah tersebut.[19] Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah
yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan
profesi melaluii diskusi.
Hal – hal yang harus diperhatikan supervisor
sebagai pemimpin diskusi
sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama
diskusi berlangsung supervisor harus mampu :
·
Menentukan tema perbincangan yang lebih
spesifik ;
·
Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang
dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.
·
Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat
dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.
·
Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan
diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
·
Mengakui pentingnya peranan setiap anggota
yang dipimpinnya.
e.
Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar
kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah
melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu
diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
1.
Masalah yang dibahas
bersifat “Life centred” dan muncul dari guru tersebut,
2.
Selalu menggunakan secara
maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan
profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
f.
Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of
Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman
masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling
memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain.
Langkah – langkah melakukan sharing antara lain :
·
Menentukan tujuan yang akan
dicapai.
·
Menentukan pokok masalah
yang akan dibahas.
·
Memberikan kesempatan pada
setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
·
Merumuskan kesimpulan.
g.
Teknik Diskusi Panel
Merupakan suatu kegiatan kelompok dalam situasi tatap
muka,bertukar informasi atau untuk memutuskan sesuatu keputusan tentang masalah
tertentu[20]. Teknik
ini dilakukan dihadapan guru oleh
para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang
telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan
ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat
masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah.
Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan
masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
h.
Teknik Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian kajian
yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan
memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik. Berkaitan
dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana
menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin
sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak yang selalu
membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok
mendengarkan laporan atau ide – ide
menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang anggotanya.
i.
Teknik Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli
pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan
pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek
yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru
sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan
pidato-pidato tersebut.
j.
Teknik Demonstrasi
mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar
dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam
mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
k.
Teknik Buletin supervisi
Suatu media yang bersifat cetak dimana
disana didapati peristiwa-peristiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara
mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat
membantu guru untuk
menjadi lebih baik.
l.
Organisasi Profesi
Organisasi Guru Indonesia adalah
PGRI,sedangkan dosen mempunyai organisasi sendiri yaitu ADI ( Asosiasi Dosen Indonesia).
PGRI adalah lembaga profesi yang melindungi guru secara lembaga dalam segala
sesuatu yang akan merusak citra guru baik dari dalam ataupun dari luar
anggotanya dan sekaligus memperjuangkan hak dan kewajibanya secara hokum kepada
semua pihak yang langsung atau tidak langsung dengan guru. Hal ini penting
untuk menjaga agar guru tidak terganggu pekerjaan pokoknya sehari-hari.
m. Perjalanan Sekolah
Adalah suatu cara dimana guru melakukan
kunjungan ke sekolah lain untuk memperkaya pengalaman belajar mengajar terutama
bagi guru yang mengalami masalah dalam tugas,sehingga mererka mendapatkan
semacam selingan atau refresing setelah
melakukan pekerjaan rutin merreka di sekolah. Dengan cara ini diharapkan
mendorong pertumbuhan jabatan dan kegairahan bekerja dengan sumber-sumber
pengalaman yang baru
Kelemahan Dan Kelebihan
Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan
Supervisi
1.
Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
·
Perlu biaya yang banyak,
waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.
·
Perlu penyediaan waktu yang
tepat
·
Tidak mencerminkan keadaan
sehari-hari
·
Kurang demokratis
·
Mengganggu kelas lain dalam
KBM, kelas sendiri ditinggalkan
·
Agak sulit menentukan dan
cukup menyita waktu
·
Agak sulit menemukan waktu
·
Guru merasa canggung dan
kurang bebas
2. Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan
Supervisi
·
Dapat mengetahui kelebihan
yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran
sesuai dengan kebutuhan
·
Hal-hal yang baik dapat
dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
·
Dapat memberikan bimbingan actual
·
Guru dapat menunjukan hasil
usahanya
·
Dapat melayani kebutuhan
khusus setempat
·
Dapat mengetahui kelebihan
yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran
sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai gambaran tentang teknik supervisi pendidikan
adalah seperti yang tergambar dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 2.1. Contoh Teknik supervisi pendidikan
No
|
Jenis Pembinaan
|
Teknik Supervisi
|
Tujuan
|
Kelebihan
|
Kelemahan
|
1
|
Kunjungan kelas
|
Observasi PBM di kelas oleh Penilik, / Kepala Sekolah
|
Mengetahui cara mengajar guru melaksanakan PBM
|
Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan,
mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan
kebutuhan
|
Guru merasa canggung dan kurang bebas
|
2
|
Pertemuan Pribadi
|
Penilik / Kepala Sekolah bertatap muka langsung dengan
guru
|
Bantuan khusus
|
Berdialog langsung, lebih terarah
|
Agak sulit menemukan waktu
|
3
|
Rapat Staf
|
Sekolah bertatap muka langsung dengan guru
|
Bantuan Umum
|
Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali
pertemuan, pertukaran pikiran secara umum
|
Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
|
4
|
Kunjungan antar kelas
|
Guru dari salah satu kelas mengunjungi kelas lain dalam
satu sekolah
|
Mengetahui cara guru lain dalam KBM dan pengelolaan
kelas
|
Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang
kurang dapat didiskusikan
|
Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri
ditinggalkan
|
5
|
Kunjungan sekolah
|
Oleh Penilik / Kepala sekolah
|
Mengetahui keadaan sebenarnya
|
Dapat memberikan bimbingan aktual
|
Kurang demokratis
|
Dengan pemberitahuan
|
Guru mengetahui maksud dan tujuan kunjungan
|
Guru dapat menunjukan hasil usahanya
|
Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
|
||
Undangan
|
Guru ingin diketahui kebrhasilannya
|
Dapat melayani kebutuhan khusus setempat
|
Perlu penyediaan waktu yang tepat
|
||
6
|
Kunjungan antar sekolah
|
Guru dari sekolah lain dikunjungi oleh suatu sekolah
|
Mengetahui KBM di sekolah lain serta pengelolaan kelas
dan sekolahnya
|
Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan,
mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan
kebutuhan
|
Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi
kurang efektif.
|
C. Analisis
1.
Dalam
mendefinisikan teknik supervise pendidikan Suahrsini Arikunto memberikan
cakupan yang lebih luas disbanding dengan Piet A. Sahertian. Dalam hal ini Suharsini
A, teknik supervise pendidikan diarahkan pada seluruh aspek yang ada dalam sasaran
supervise. Sedangkan Piet A Sahertian hanya mengarahkanya pada sumber daya
guru. Sehingga jika lebih diteliti pendapat Piet A Sahertian lebih mengarah
pada supervise akademik yakni supervise yang ada dalam pengamatan supervisor
menitik beratkan pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam
lingkungan kegiatan pembelajaran.
2.
Ada
sisi lain yang perlu dikembangkan dalam teknik kunjungan kelas dan observasi
yakni menghilangkan hal-hal adanya kesan atasan dan bawahan,sebab kesan ini
akan menimbulkanm kesan negative baik bagi yang melaksanakan observasi ataupun
yang diobservasi itu sendiri,akan tetapi hubungan yang harus dikembangkan
adalah atas dasar kerjasama dan profesionalisme antara guru,kepala sekolah dan
supervisor itu sendiri.
3.
Pada
teknik individual seperti kunjungan kelas,perlu beberapa pendapat sering
dipandang sebagai salah satu kegiatan yang menyebabkan prediksi yang berbeda
terutama dikalangan guru serta kepala sekolah yang diamati oelh pengawas satuan
pendidikan, walaupun pada prinsipnya kunjungan kelas merupakan perekaman informasi akurat proses
pembelajaran. Karena itulah hendaknya dilakukan teknik-teknik ini dengan memakai instrument yang telah disepakati
sebelumnya oleh kedua belah pihak, paling tidak diberitahukan terlebih dahulu
kisi-kisi yang akan diujikan dilapangan oleh supervisor.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
- Teknik supervisi adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi. Sedangkan teknik supervise pendidikan adalah suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
- Pada dasarnya teknik supervise dikelompokan menjadi dua yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok. Yaitu :
1. Teknik
Individual Supervisi
a.
Teknik Kunjungan kelas. (
classroom visitation)
Kunjungan kelas dapat
dilakukan dengan 3 cara, yatiu :
1). Kunjungan kelas tanpa diberitahu (unannounced visitation)
2). Kunjungan kelas
dengan memberitahu dahulu (announced
visitation)
3). Perkunjungan atas
undangan guru (visi upon invitation)
b.
Teknik Observasi Kelas (classroom observation)
c.
Percakapan Pribadi ( personal dialogue)
d.
Percakapan kelompok ( group dialogue)
e.
Intervisitasi (mengunjungi
sekolah lain)
f.
Penyeleksi berbagai sumber
materi untuk belajar. ( bacaan terarah )
g.
Menilai diri sendiri
h.
Supervisi yang memakai para
siswa
i.
Laboratorium
2. Teknik
kelompok Supervisi
Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok antara lain :
a.
Pertemuan Orientasi bagi
guru baru (orientation meeting for new teacher)
b.
Rapat guru (meeting)
c.
Studi kelompok antar guru
d.
Diskusi
e.
Workshop
f.
Tukar menukar pengalaman
g.
Teknik
Diskusi Panel
h.
Teknik
Seminar
i.
Teknik
Simposium
j.
Teknik
Demonstrasi mengajar
k.
Teknik
Buletin supervisi
l.
Organisasi Profesi
m.
Perjalanan Sekolah
n.
Mengikuti Kursus
o.
Supervisi dengan menggunakan
alat elektronika
Kelemahan Dan Kelebihan
Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan
Supervisi
1.
Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
· Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang
efektif.
· Perlu penyediaan waktu yang tepat
· Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
· Kurang demokratis
· Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
· Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
· Agak sulit menemukan waktu
· Guru merasa canggung dan kurang bebas
2. Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan
Supervisi
· Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui
kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan
· Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat
didiskusikan
· Dapat memberikan bimbingan actual
· Guru dapat menunjukan hasil usahanya
· Dapat melayani kebutuhan khusus setempat
· Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui
kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan.
B.
SARAN
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami
harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan dan kritikan demi sempurnanya
makalah ini,sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan menjadi lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi,
Dasar-dasar Supervisi,Reneka
Cipta,Jakarta.2005
Sagala,Syaiful,2010,Supervisi pembelajaran dalam peofesi
pendidikan,Bandung Alphabeta
Burhanudin,
Yusak,1998, Administrasi Pendidikan,Bandung, CV Pustaka Setia
Darwis,
Amri,2009, Panduan Praktis pelaksanaan
Administrasi dan supervise pendidikan, Pekanbaru : Suska Press
Hamalik,Oemar,1992,
Administrasi dan supervise pengembangan
kurikulum, Bandung
: Mandar Maju
Dirjenddikdasmen,Pedoman Penunjang Kurikulum 2004 : Pedoman
Supervisi Pengajaran,Jakarta
: Edisi Agustus 2004
Suhartien,Piet.A.
Konsep Dasar dan teknik Supervisi
Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,PT Reneka Cipta,Jakarta,2000
Suhartien,Piet.A.
Konsep Dasar dan teknik Supervisi
Pendidikan,Surabaya,Usaha
Nasional,1981
Tim
Penyusun Ditjen Bagais Departemen Agama RI, Peningkatan
Supervisi dan Evaluasi pada madrasah Ibtidaiyah,Jakarta : Direktorat Madrasah dan Pendidikan
Agama Islam pada Sekolah Umum,Ditjen Kelembagaan Agama Islam,2005
[1] Sagala,orientasi supervisor,
hal.210
[2]
Arikunto,Suharsini,Dasar-dasar
Supervisi,Jakarta.Rineke Cipta,2004, Hal.53
[3] Sahertian,Piet A,Konsep dasar dan teknik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan
sumber daya
manusia,Jakarta,PT.Rineke
Cipta,2000,hal.52
[4] Syaiful Sagala,Supervisi pembelajaran dalam profesi
pendidikan,Bandung,Alphabeta,2010,hal.210
[5] Ibid ,hal.210
[6]
Purwanto, M Ngalim,Administrasi,hal.340
[7]
Oemar hamalik, Administrasi dan
Supervisi pengembangan kurikulum, Bandung,Mandar
Maju,1992, hal.172
[8]
Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, Jakarta,Rineka Cipta,2005,hal. 54
[9]
Suharsini Arikunto, Ibid,Hal. 55
[10]
Kyte, George, Supervision a guide
to practice. 2nd
ed,colombus : Charles E Merril Publishing
Co,1986,hal.203
[11]
Arikunto,Hal. 54,56
[12]
Piet Sahertian,Prinsip dan teknik
Supervisi Pendidikan, Surabaya,Usaha
Nasional,1981,hal.76
[13]
Amri Darwis ( editor ),Panduan
Praktis pelaksanaan administrasi dan supervise pendidikan, Pekanbaru :
Suska Press,2009,hal.39
[14]
Ibid, Hal. 86
[15]
Oemar Hamalik,Ibid, hal. 172
[17]
Syaiful Sagala, hal. 212
[19] Ibid,213
[20]
Yusak Baharudin, ibid,hal.106
Komentar
Posting Komentar